AMALAN DI BULAN RAJAB
- Selasa, 16 Februari 2021
- Staff Humas
- 0 komentar

Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram yang tersebut dalam Al-Quran. Yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang, karena disucikannya keempat bulan tersebut.
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Pada bulan ini ada beberapa peristiwa besar yang terjadi, diantaranya adalah: Perjalanan Rasulullah SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis. Perjalanan Rasululullah dari Makkah ke Baitul Maqdis pada malam hari kemudian ke langit Sidratul Muntaha, untuk bertemu Allah SWT, dan menerima perintah shalat wajib lima waktu.
Supaya mendapat keberkahan di bulan Rajab maka kita hendaknya memperbanyak doa :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Dalam kitab Abwabul Faraj Karya Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani Ada 10 Tata krama dalam berdo’a, salah satunya hendaknya seseorang berdoa menghadap ke arah kiblat, dan mengangkat kedua tangannya sampai-sampai terlihat putihnya ketiak, serta seharusnya seseorang itu mengusapkan kedua telapak tangannya pada wajahnya pada waktu akhir berdoa.
Ketika Penulis mendengarkan Ngaji pada K.H. Moch. Djamaluddin Ahmad dari Tambakberas Jombang, beliau menyampaikan bahwa: Orang-orang dahulu memiliki amalan yang berbeda-beda untuk mencapai keberkahan pada bulan Rajab, ada yang amalnya dengan memperbanyak membaca surat Al-Ikhlas, seperti seorang wanita dari daerah Baitul Maqdis yang amaliyahnya memperbanyak membaca surat Al-Ikhlas setiap masuk bulan Rajab. Sebenarnya perempuan tersebut tidak terlalu banyak membaca surat Al-Ikhlas tapi perempuan tersebut membacanya dengan istiqomah. Setiap bulan Rajab, untuk menghormati dan mencari berkahnya Rajab dia membaca sebelas kali (11x) surat ikhlas setiap hari. Kemudian tirakat dengan memakai baju-baju lama yang bekas sedangkan baju-bajunya yang baru disimpan.
Kemudian pada akhir hidupnya dia sakit, setelah bertambah parah, dan memanggil putranya dan berpesan, "Kalau aku sudah mati, berikan kepadaku kain kafan yang dengan baju yang lama". Ketika Ibunya wafat, setelah dimandikan dan akan dikafani, anaknya merasa tidak tega dan malu kepada masyarakat kalau penghormatan terakhir terhadap ibunya dengan memberi kain kafan berupa baju bekas. Kerena tidak tega, akhirnya wasiat ibunya tidak dilaksanakan, dan ibunya dikafani dengan kain yang baru.
Setelah dikafani dan dikubur, pada malamnya, sang anak bermimpi bertemu ibunya. Dalam mimpi itu ibunya berkata, "Nak kebangeten Awakmu, tak wasiati sitok ae kok enggak mbok turut" (Nak, kamu keterlaluan. Saya beri wasiat satu saja tidak kamu turuti. red). Sang anak menjadi susah dan langsung pergi ke kuburan, digali kuburan ibunya karena ingin mengganti kain kafannya dengan pakaian bekas milik ibunya.
Ketika telah selesai digali ternyata jasad ibunya telah hilang, kemudian ada Hatif berkata, "Wahai laki-laki ibumu adalah orang yang shalehah dan suka menghormati bulan Rajab dengan melakukan amalan-amalan, orang yang suka menghormati bulan Rajab tidak akan sendirian di dalam kubur, dia dikumpulkan dengan kekasih-kekasih Allah yang lain".
Ada yang mencari berkahnya bulan Rajab dengan berpuasa, Sahabat yang bernama Mujibah al Bahiriyah RA, Rasulullah SAW bersabada, "Berpuasalah pada bulan-bulan haram, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).
Dalam Hadist Rasulillah bersabda, “....Dan barangsiapa berpuasa selama 15 hari, maka akan diumumkan namanya, oleh malaikat dari langit, dengan seruan “Sesungguhnya Allah telah mengampunkan dosanya yang telah lalu dan mulailah dengan amal-amal yang baru, dan barangsiapa yang melebihkannya (berpuasa lebih dari 15 hari di bulan Rajab) maka akan dilebihkan oleh Allah pahalanya.”
Ada juga yang mencari barakah Rajab dengan membaca istighfar, seperti hadist riwayat Ali bin Abi Thalib KaramaAllahu Wajhah, Rasulullah SAW bersabda, "Perbanyaklah beristighfar di bulan Rajab, karena pada setiap saat di dalamnya Allah menyelamatkan seorang dari api neraka". (HR. Al-Dailani).
Semua amalan yang disebutkan tersebut sangat baik dan sangat dianjurkan untuk diamalkan siapa saja untuk mendapatkan keberkahan di bulan Rajab, Namun pada akhirnya K.H. Moch. Djamaluddin Ahmad Menyampaikan bahwa Nabi Muhammad pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama? Beliau (Nabi) menjawab Akhlaq yang baik. Sampai Nabi berkata : “Sesungguhnya kamu yang paling aku cintai, yang besok di hari kiamat yang paling dekat tempat duduknya denganku, adalah kamu yang paling baik budi pekertinya. Yaitu baik budi pekertinya selalu digunakan berhadapan dengan apapun, dengan siapapun”.
Akhlak yang baik menurut Rasulullah SAW adalah menyambung silaturahim kepada saudara yang memutus tali persaudaraan, memberi orang yang tidak pernah member, dan memaafkan orang yang menganiaya, sedangkan akhlak yang baik memurut Imam Hasan Al-Bashri adalah dengan ciri wajah yang berseri-seri atau mudah tersenyum, suka menolong orang lain, dan menahan dirinya agar tidak menyakiti orang lain.
Semua amalan itu tujuannya hanya untuk membuat hamba lebih mendekatkan diri kepada Penciptanya. Semua amalan sangat bagus dan akan menjadi sebaik-baiknya amal hingga muncul barokah, jika amal tersebut dilakukan secara Istiqomah.*
*Oleh: Eko Purnomo,M.Pd (Guru PABP)