JANGAN LUPA BERSYUKUR KEPADA SESAMA
- Sabtu, 25 Maret 2023
- Staff Humas
- 0 komentar
Oleh: Nafisa Afwa Sania, S.Pd. (guru Matematika)
Zaman sekarang banyak orang yang mempelajari cara bersyukur kepada Allah akan tetapi tak jarang orang lupa belajar tentang bagaimana cara bersyukur, dalam artian berterimakasih, kepada manusia terutama kepada orang sekitar. Nabi bersabda:
"من لم يشكر الناس لم يشكر الله"
Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka dia (juga) tidak bersyukur kepada Allah (HR. Abu Daud dan At-Turmuzi).
Redaksi hadis di atas disebutkan An Nas (manusia) terlebih dahulu, hal ini menunjukkan pentingnya berterima kasih kepada manusia. Jika manusia tidak mau berterima kasih kepada sesama, maka dia belum dikatakan bersyukur kepada Allah. Analogi hadis di atas bisa dijabarkan, jika dia tidak mau berterima kasih kepada manusia maka dia belum dikatakan bersyukur kepada Allah. Jika dia belum bersyukur kepada Allah maka siap-siap nikmat yang Allah telah berikan akan dicabut. Jika nikmat sudah dicabut Allah maka sifat iri dengki akan menggerogoti hati dan pikirannya. Jika hatinya mempunyai sifat iri dengki maka hidupnya tidak akan tenang, selalu gelisah. Jadi kesimpulan hadis ini, siapa saja yang enggan berterimakasih kepada manusia maka hidupnya akan selalu gelisah dan tidak bahagia. Hadis ini dikuatkan dengan perintah Allah agar hidup selalu full senyum sesuai firman Allah dalam QS. Yunus ayat 58
قُل بِفَضلِ اللَّهِ وَبِرَحمَتِهِ فَبِذلِكَ فَليَفرَحوا
Bagaimana cara hidup agar selalu full senyum? Caranya selalu bersyukur kepada Allah. Bagaimana cara bersyukur kepada Allah? Seringlah berterimakasih kepada manusia. Bukankah cukup hanya bersyukur kepada Allah hidup akan bahagia? Jelas belum. Kok bisa? Dalam agama ada istilah "wushul", yaitu perantara agar makhluk (yang diciptakan : manusia) bisa sampai ke kholiq (yang menciptakan : Allah). Perumpamaannya ibarat rantai makanan, semua ada perantara dan urutan. Perumpamaan lain ibarat akan menghadap presiden, tidak bisa bahkan tidak mungkin kita langsung masuk ke dalam istana negara menemui presiden, pasti ada perantara (melalui ajudan atau menteri-menterinya). Nah, begitu juga hubungan kita terhadap Allah Ta'ala, jalan untuk menuju ke Allah itu memang melalui makhluk Nya, terlebih kekasih Nya.
Disinilah pentingnya berterimakasih kepada manusia agar bisa dekat dengan Allah. Semua butuh perantara dan semua punya andil dalam bidangnya masing-masing. Perumpamaannya seperti kamu ingin makan untuk kebutuhan sehari-hari. Misal kamu ingin makan telur, haruskah kamu membeli ayam dulu kemudian menunggu ayamnya bertelur sehingga bisa makan telur? Permisalan lain kamu ingin makan ikan laut, haruskah kamu ikut nelayan menangkap ikan di laut lepas? Tentu tidak.
Pemerintah memfasilitasi pasar yang menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan, minuman, lauk pauk, pakaian, dll. Itulah perumpamaan perantara (washilah). Kalau ada yang mudah kenapa harus memilih yang sulit? Kalau ada cara yang cepat kenapa harus memilih cara yang lama? Kalau bisa beli di pasar kenapa harus bersusah payah mencari di laut?
Sudahkah kita berterimakasih kepada orangtua dan guru kita? Orang yang sangat berjasa kepada kita. Tak jarang manusia melupakan hal-hal yang dianggap kecil. Banyak anak yang melupakan jasa orang tua yang telah mengajari doa mau makan, doa mau tidur, doa masuk kamar mandi. Banyak murid yang melupakan jasa guru yang telah mengajari huruf hijaiyah, penjumlahan pengurangan, cara berwudhu. Seringkali manusia hanya ingat orang terakhir yang berpengaruh dalam hidup. Bagaimana bisa kamu bisa seperti ini tanpa jasa mereka yang ada di masa lalumu?
ربنا ما خلقت هذا باطلا
Firman Allah di atas mengandung makna, semua itu ciptaan Allah, dan semua ciptaan Allah itu tidak ada yang sia-sia.
Bolehlah kamu mengagung-agungkan guru-guru atau kyai-kyai terkenal atau kekasih-kekasih Allah yg lain, karena mereka manusia-manusia top pilihan Allah, akan tetapi jangan melupakan peran guru yang telah mengajarkan ilmu-ilmu dasar. Kalau bukan karena mereka kamu bukan siapa-siapa " لولا مربي ما عرفت ربي ".
Jadi mari kita biasakan berterimakasih kepada sesama, terutama kepada orang sekitar, khususnya kepada orangtua, guru-guru, dan keluarga kita
"Teruntuk orang tua dan guru-guru kita, terimakasih"
Semoga kita dijauhkan dari sifat kurang bersyukur terhadap sesama manusia, Lebih-lebih tidak bersyukur terhadap ketentuan-ketentuan Allah Ta'ala, Aamiin.